Friday, 17 May 2013

antologi puisii

Puisi karya drs.yant mujianto, M.p.d 1. Sayang Di dada ini, ada laut amat luasamat dalam Sayang, begitu beku ia, seperti gunung es Maka dibutuhkan tongkat musa Untuk membelah mencairkanya Agar jalan kreativitas terbentang Agar kita rasakan romantiknya gelombang kehidupan Agarjiwa belajar dewasa Hidup penuh semangat dan gairah Merebut makna dan sukses Dengan kegigihan perjuangan Kita langsung bertemu ajal Manakala perjalanan ini dititi Tanpa roh jihad menjiwai Tanpa kesetiaan amanat menyertai Sungguh sayang karena begitu asyiknya kita Berlalai_lalai berteler ria Ketika matahari belum tinggi Dan manakala senja telah membayang Kita mengaharapberkepanjangan Malam-malam kita pecahkan keheningan dengan suara dengkur Yang mengusik ke khusukan para penzikir Ah, esok hari Masih tetap lelahkah kita? Sayang. 1. DUNIA AKAN MENANGIS Dunia akan menangis, sayng Jika manusia beramai-rami meninggalkan Melepas hati nuarninya sendiri Menghamba nafsu lambang kebodohan Mendusta cinta dan kesetiaan Maka hidup pun terbakar habis-habisan Oleh api amarah dan kobaran pesta pora memabukan Dunia menangis kehilangan kelembutan dan kasih sayng Orang-orang hanyut terseret Arus deras keegoisan yang membuatnya. menggelepar-menggelepar Dunia yang menagis mengajari kita agar sadar Bahwa perjalanan ini jangan sampai dibiarkan tenggelam Karena terlanda gelombang nafsu nan nakal Bahwa semestinya, atom-atom waktu yang sangat berharga Kita isi dengan hal-hal bermakna Indah syahdu penuh nuansa cinta nan mulia Agar dunia isa tersenyum, tertawa, dan bahagia Dunia menangis tersyahdu melihat manusia berbunuh-bunuhan Menyulut api peperangan di mana-mana Mencipta ladang-ladang pembantaian Dunia menangis menyaksikan yang kuat menindas yang lemah Yang kaya menginjak yang miskin, yang berilmu menipu yang dungu Dunia meratap-ratap dengan air mata nerlinang Kau dengarkan ratapan rintihan dan isak tangisanya, sayang? Dunia akan menangis manakala manusia Malang melintang, bersikap semena-mena Menyebarkan pencemaran serta kerusakan di alam semesta Membuat sesamanya kehilangan kemerdekaan dan kebahagiaan Tenggelam di telaga air mata. 1. BINTANG KEJORA Ku amanatkan pada hatiku agar ia senantiasas setia Lurus bagai perjalanan cahaya tak terpesona oleh serba berkilauan Karena ia sendiri kuharapkan Menjadi cemerlang bak mutiara Bagi tubuh penuh timbunan sampah ini Hati nurani mesti dicuci di air murni kasih-nya Karena persentuhannya dengan dosa dunia Telah membuatnya keruh kelabu Hati yang kelabu, tak pantas lagi menjadi peminpin Sebab derajatnya kini tak lebih dari budak yang hina Hati nuarani, hati suci, siapa mesti menjadi raja Yang berhak diteladani Kalau bukan kamu Dari itu, bagaimana mungkin kamu bisa meminpin tangan dan kaki ini, pikir dan jasa ini Kalau kamu sendiri belum secermlang bintang

No comments:

Post a Comment